What I'm thinking about .......

Selasa, 27 November 2012

laporan mingguan stoikiometri


LAPORAN MINGGUAN
PRATIKUM KIMIA DASAR

STOIKIOMETRI


Oleh :

Nama                          : Risma Sri Ayu
NRP                            : 123020149
Kelompok                   : F
Meja                            : 3 (tiga)
Tanggal Percobaan     : 22 November 2012
Asisten                        : Nadya Charisma Putri




Description: E:\riss\logo-unpas.jpg






LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012




STOIKIOMETRI


Risma Sri Ayu
123020149
Asisten : Nadya Charisma Putri


Tujuan Percobaan : Untuk mengamati reaksi kimia yang kuantitas molar totalnya sama, tetapi kuantitas masing-masing pereaksi berubah. Untuk mengetahui cara, untuk meramalkan/menentukan stoikiometri sistem suatu reaksi serta menentukan titik maksimum dan minimum stoikiometri dalam reaksi.

Prinsip Percobaan :  Berdasarkan metode variasi kontinyu yaitu sederet pengamatan dengan jumlah tiap pereaksinya diubah-ubah tetapi jumlah totalnya tetap. Berdasarkan pada teori stoikiometri (Benjamin Richer 1762-1807) yaitu ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif jumlah antar unsur kimia yang satu dengan yang lain.

Metode Percobaan :
Sistem NaOH 0,1 M – HCl 1 M
5 ml NaOH 0,1 M       25 ml HCl 1 M     campuran dari 5 ml NaOH dan 25 ml HC           
10  ml NaOH 0,1 M    20 ml HCl 1 M    campuran dari 10 ml NaOH dan 20 ml HCl
15 ml NaOH 0,1 M     15 ml HCl 1 M    campuran dari 15 ml NaOH dan 15 ml HCl
20 ml NaOH 0,1 M     10 ml HCl 1 M    campuran dari 20 ml NaOH dan 10 ml HCl
25 ml NaOH 0,1 M     5 ml HCl 1 M      campuran dari 25 ml NaOH dan 5 ml HCl



















 
 




                      










                                                                                                               

Sistem AgNO3 0,001 M – NaOH 0,5 M
5 ml AgNO3            25 ml NaOH       campuran dari 5 ml AgNO3 dan 25 ml NaOH
10  ml AgNO3        20 ml NaOH       campuran dari 10 ml AgNO3 dan 20 ml NaOH
15 ml AgNO3       15 ml NaOH         campuran dari 15 ml AgNO3 dan 15 ml NaOH
20 ml AgNO3        10 ml NaOH         campuran dari 20 ml AgNO3 dan 10 ml NaOH
25 ml AgNO3     5 ml NaOH            campuran dari 25 ml AgNO3 dan 5 ml NaOH




















 
 































Gambar 1. Metode percobaan sistem NaOH – HCl dan sistem AgNO3 - NaOH
                     














Hasil Pengamatan :
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Larutan NaOH 0,1 M dan HCl 1 M
NaOH 0,1 M
HCl 1 M
TM (°C)
TA (°C)
ΔT (°C)
Mmol NaOH
Mmol HCl
5 ml
25 ml
26,5
27
0,5
0,5
25
0,02
10 ml
20 ml
26,75
27
0,25
1
20
0,05
15 ml
15 ml
27,5
28
0,5
1,5
15
0,1
20 ml
10 ml
27,75
29
1,25
2
10
0,2
25 ml
5 ml
27,5
29
1,5
2,5
5
0,5
(Sumber : Risma Sri Ayu, Kelompok F, Meja 3, 2012)
Tmax
 
Grafik Kuantiti NaOH 0,1 M dan HCl 1 M
Tmin
 
 

  Tabel II. Hasil Pengamatan Larutan AgNO3 0,001 M dan NaOH 0,5 M
AgNO3 0,001 M
NaOH 0,5 M
TM (0C)
TA (0C)
ΔT (0C)
mmol AgNO3 0,001 M
mmol NaOH 0,5 M
mmol AgNO3
mmol NaOH
5 mL
25 mL
26,3
27
0,7
0,005
12,5
0,0004
10 mL
20 mL
25,25
26
0,75
0,01
10
0,001
15 mL
15 mL
25,25
26
0,25
0,015
7,5
0,002
20 mL
10 mL
25,6
26,5
0,5
0,02
5
0,004
25 mL
5 mL
26,1
27
0,9
0,025
2,5
0,01
  (Sumber : Risma Sri Ayu, Kelompok F, Meja 3, 2012)



Tmax
 
Grafik Kuantiti AgNO3 0,001 M dan NaOH 0,5 M
Tmin
 
Pembahasan :
Dari percobaan yang dilakukan, titik maksimum yang didapatkan pada sistem NaOH 0,1 M dan HCl 1 M adalah pada pencampuran antara 25 ml NaOH dan 5 ml HCl (0.5,1.5) dan titik minimum pada pencampuran 10 ml NaOH dan 20 ml HCl (0.05,0.25) yang sebenarnya titik maksimum dicapai pada pencampuran larutan yang volumenya sama yaitu pencampuran 15 ml NaOH dan 15 ml HCl. Pada sistem AgNO3 0,001 M dan NaOH 0,5 M titik maksimum dicapai pada pencampuran 25 ml AgNO3 dan 5 ml NaOH (0.01,0.9) dan titik minimum didapatkan pada pencampuran antara 15 ml AgNO3 dan 15 ml NaOH (0.002,0.25) yang seharusnya titik maksimum dicapai pada pencampuran larutan yang volumenya sama yaitu 15 ml AgNO3 dan 15 ml NaOH.
Dasar dari percobaan ini adalah metode variasi kontinyu. Dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan yang kuantitas molarnya sama tetapi kuantitas pereaksinya berbeda (bervariasi). Salah satu sifat fisika yang dipilih untuk diamati yaitu suhu. Hasil dari percobaan digambarkan dalam grafik aluran sifat fisika yang diamati (diukur) yang terdapat kuantitas pereaksinya, maka akan diperoleh suatu titik maksimum atau minimum yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem, yaitu yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Titik maksimum adalah titik dimana terjadi kombinasi sempurna dengan parameter suhu, sedangkan titik minimum adalah titik dimana terjadi kombinasi yang paling tidak sempurna yang memiliki perubahan suhu terendah.(Sutrisno,2012)
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil reaksi. Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus kimia. Variasi kontinyu merupakan suatu metode dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas molarnya sama, tetapi masing-masing kuantitas pereaksi berubah-ubah. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan perubahan senyawa kimia.(Brady,1999)
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan.(Brady,1999)
 
Molaritas yang bernotasi (M) dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.(Brady,1999)





Mol mula mula didefinisikan sebagai jumlah dari unsur-unsur yang mempunyai massa dalam gram yang angkanya sama dengan massa atomnya. Kemudian ditemukan secara percobaan bahwa terdapat 6,022x1023 atom dalam satu mol unsur.
Kemolaran (molaritas) adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter(dm3) larutan.

 
 





Sistem ini didasarkan pada volume larutan dan digunakan dalam prosedur laboratorium yang jumlahnya diukur. Molaritas larutan (M) = N/V, dimana n= gram/BM 
Kemolalan atau molalita smenyatakan jumlah mol zat terlarutdalam setiap 1000 gram pelarut.
 
 


                                                  Atau


 
 





Persen Berat adalah jumlah gramzat terlarut dalam setiap 100 gram larutan.

 
 





Pada sistem ini memperinci jumlah gramsolut per 100 gram larutan PPM (part per milion), sistem ini menyatakan bagian suatu komponen dalam satu juta bagian suatu campuran.
Kesalahan praktikan selama praktikum diantaranya kurang teliti membaca termometer. Selain itu cara penggunaan termometer yang terkena tangan atau gelas kimia yang justru bukan mengukur suhu larutan melainkan mengukur suhu badan atau suhu gelas kimia. Dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam mengambil larutan agar sesuai dengan volume yang akan direaksikan. Penggunaan alat-alat laboratorium yang rawan juga dibutuhkan kehati-hatian agar tidak pecah.
Aplikasi dalam bidang  pangan adalah dapat mengetahui tekanan suhu dalam suatu produk, untuk mengidentifikasi suatu senyawa dalam temperatur tertentu, untuk mengetahui dan menentukan kadar molaritas dalam bidang pangan, untuk menentukan normalitas dalam bidang pangan, dan yang terakhir untuk penentuan fraksi mol dalam peracikan dalam bidang pangan.

Kesimpulan :
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa variasi volume sistem yang digunakan didapatkan titik maksimum pada pencampuran antara dua larutan yang volumenya seimbang dengan parameter suhu, dimana larutan yang memiliki perubahan suhu tertinggi merupakan campuran sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Satu.Binarupa Aksara:Jakarta
Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012. Penuntun Pratikum Kimia Dasar.  Universitas Pasundan : Bandung