FILTRASI,
SENTRIFUGASI, EKSTRAKSI, DAN REKRISTALISASI
Risma Sri Ayu
123020149
Asisten
: Nadya Charisma Putri
Tujuan
Percobaan
: Untuk mendapatkan suatu zat murni dengan berbagai metode pemurnian.
Memisahkan campuran zat dari campuran cair dan campuran padat serta
membandingkan hasil dan metode pemurnian yang berbeda, misalnya filtrate dan
sentrat.
Prinsip
Percobaan : Filtrasi
berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel yang akan dilewatkan melalui
penyaring. Sentrifugasi berdasarkan pada perbedaan berat jenis yang akan
dipisahkan dengan cara memutar menggunakan gaya sentrifugasi. Ekstraksi
berdasarkan kepada penambahan zat ketiga diantara dua zat yang saling
tercampur, namun zat yang ketiga tidak ikut bereaksi. Rekristalisasi
berdasarkan pada proses pengkristalan kembali zat kristal yang telah terlarut.
Metode
Percobaan :
|
|
Gambar 1. Metode Percobaan Sentrifugasi,
Filtrasi, Ekstraksi dan Rekristalisasi.
Hasil
Pengamatan :
Tabel Hasil Pengamatan Filtrasi,
Sentrifugasi, Rekristalisasi dan Ekstraksi.
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1
|
Filtrasi
|
·
Adanya endapan berwarna putih
dibawahnya
·
Terdapat endapan berwarna bening
keruh di atas filtrat
|
2
|
Sentrifugasi
|
·
Lebih bening dibandingkan dengan
hasil sentrifugasi
·
Tidak ada endapan
|
3
|
Ekstraksi
|
·
Terdapat endapan berwarna ungu
·
Terdapat sentrat berwarna bening
di atas filtrat
|
4
|
Rekristalisasi
|
a. NaCl
Kristal Nacl berbentuk kubus.
|
b. CuSO4
Kristal CuSO4 berbentuk
seperti jarum.
|
(Sumber
: Risma Sri Ayu, Kel. F, Meja 3, 2012)
Pembahasan
:
Sentrifugasi
adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya sentrifugal.
Partikel dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal pada berbagai
variasi ukuran dan densitas campuran larutan. (Raymond Chang, 2003)
Peralatan
sentrifugasi terdiri dari :
a. Pengendapan
sentrifugal/centrifugal settling
- Tubular : pemisahan
liquid-liquid emulsion
- Disk bowl : pemisahan
liquid-liquid
b. Filtrasi sentrifugal
Gaya
sentrifugal digunakan untuk mendapatkan perbedaan tekanan sehingga slurry dalam
filter akan mengalir ke penyaring.
Pada
operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan pengendapan dipengaruhi
oleh : kecepatan sudut (ω) disamping faktor-faktor lain seperti pada
perhitungan kecepatan sedimentasi. laju alir volumetrik umpan dipengaruhi oleh
kecepatan sudut (ω), diameter partikel (Dp), densiti partikel dan cairan,
viskositas dan diameter tabung centrifuge.
Gaya-gaya pada sentrifugal separator :
1. Gaya sentrifugal
2. Gaya grafitasi
Jika pengendapan dengan menggunakan sentrifugal kurang efisien, maka digunakan sentrifugal filrasi. dimana sentrifugal filtrasi ini lebih rumuit dari filtrasi biasa yang menggunakan perbedaan tekanan, dimana area aliran dan gaya dorong meningkat sebanding dengan jarak horizontal.
1. Gaya sentrifugal
2. Gaya grafitasi
Jika pengendapan dengan menggunakan sentrifugal kurang efisien, maka digunakan sentrifugal filrasi. dimana sentrifugal filtrasi ini lebih rumuit dari filtrasi biasa yang menggunakan perbedaan tekanan, dimana area aliran dan gaya dorong meningkat sebanding dengan jarak horizontal.
Larutan
terdiri dari pelarut (solvent) dan zat
terlarut (solute). Pelarut (solvent) pada umumnya adalah zat yang berada pada
larutan dalam jumlah yang besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat
terlarut (solute). (Raymond
Chang, 2003)
Pelarut
memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia, dimana pelarut melarutkan reaktan
dan reagen agar keduanya bercampur, sehingga hal ini akan memudahkan
penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya terjadi agar dapat
merubah reaktan menjadi produk. Pelarut juga bertindak sebagai kontrol suhu,
salah satunya untuk meningkatkan energi dari tubrukan partikel sehingga
partikel-partikel tersebut dapat bereaksi lebih cepat, atau untuk menyerap
panas yang dihasilkan selama reaksi eksotermik.
Pada
umumnya pelarut yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Pelarut harus tidak
reaktif (inert) terhadap kondisi reaksi.
2. Pelarut harus dapat
melarutkan reaktan dan reagen.
3. Pelarut harus
memiliki titik didih yang tepat.
4. Pelarut harus mudah
dihilangkan pada saat akhir dari reaksi.
Kriteria
kedua adalah dengan menggunakan prinsip like
dissolves like, dimana reaktan yang nonpolar akan larut dalam
pelarut nonpolar sedangkan reaktan yang polar akan larut pada pelarut polar.
Dalam hal ini juga terdapat tiga ukuran yang dapat menunjukkan kepolaran dari
suatu pelarut yaitu :
a. momen dipol
b. konstanta dielektrik
c. kelarutannya dengan
air
Molekul
dari pelarut dengan momen dipol yang besar dan konsanta dielektrik yang tinggi
termasuk polar. Sedangkan molekul dari pelarut yang memilki momen dipol yang
kecil dan konstanta dielektrik rendah diklasifikasikan sebagai nonpolar.
Sedangkan secara operasional, pelarut yang larut dengan air termasuk polar,
sedangkan pelarut yang tidak larut dalam air termasuk nonpolar.
Berdasarkan
kepolaran pelarut, maka para ahli kimia mengklasifikasikan pelarut ke dalam
tiga kategori yaitu :
a. Pelarut Protik Polar
Protik
menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif yang dalam hal ini
adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar adalah senyawa yang
memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air H2O,
metanol CH3OH, dan asam asetat (CH3COOH).
b. Pelarut Aprotik
Dipolar
Aprotik
menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut dalam kategori
ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki ikata dipol besar. Biasanya
ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen.
Contoh dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O]
dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).
c. Pelarut Nonpolar
Pelarut
nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta dielektrik yang rendah dan
tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah benzena (C6H6),
karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter (CH3CH2OCH2CH3).
Kristal
telah diklasifikasikan berdasarkan cara penyusunan partikelnya.
1.
Kristal logam
Kisi kristal
logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan logam. Kilap logam
diakibatkan oleh sejumlah besar orbital molekul kristal logam. Karena sedemikian
banyak orbital molekul, celah energi antara tingkat-tingkat energi itu
sangatkecil. Bila permukaan logam disinari, elektron akan mengabsorbsi energi
sinar tersebutdan tereksitasi. Akibatnya, rentang panjang gelombang cahaya yang
diserap sangat lebar.Bila elektron yang tereksitasi melepaskan energi yang
diterimanya dan kembali kekeadaan dasar, cahaya dengan rentang panjang
gelombang yang lebar akan dipancarkan,yang akan kita amati sebagai kilap logam.
2.
Kristal ionik
Kristal
ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara
ion bermuatan positif dan negatif.
3.
Kristal molekular
Kristal
dengan molekul terikat oleh gaya antarmolekul semacam gaya van der Waals disebut
dengan kristal molekul
4.
Kristal kovalen
Banyak
kristal memiliki struktur mirip molekul-raksasa atau mirip polimer.
5.
Kristal cair
Kristal
memiliki titik leleh yang tetap, dengan kata laun, kristal akan mempertahankantemperatur
dari awal hingga akhir proses pelelehan.
Kesimpulan
:
Dari
hasil percobaan, pada percobaan filtrasi diperoleh filtrat berwarna bening,
sedangkan pada percobaan sentrifugasi diperoleh sentrat berwarna bening keruh
dan terdapat endapan CaO. Maka dari hasil filtrasi dan sentrifugasi dapat
dibandingkan bahwa filtrat hasil filtrasi hasilnya lebih bening daripada
sentrat hasil sentrifugasi. Pada percobaan ekstraksi, diperoleh hasil berwarna
bening dan ungu. Dan pada rekristalisasi, kristal NaCl berbentuk kubus dan
kristal CuSO4 berbentuk seperti jarum.
DAFTAR
PUSTAKA
Chang,
Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep
Inti, Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Anonim. 2012. Jenis-Jenis
Kristal. www.scribd.com Akses: 9 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar