LAPORAN MINGGUAN
PRATIKUM
KIMIA DASAR
STOIKIOMETRI
Oleh :
Nama : Risma Sri Ayu
NRP : 123020149
Kelompok : F
Meja : 3 (tiga)
Tanggal
Percobaan : 22 November 2012
Asisten : Nadya Charisma Putri
LABORATORIUM
KIMIA DASAR
JURUSAN
TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
PASUNDAN
BANDUNG
2012
STOIKIOMETRI
Risma Sri Ayu
123020149
Asisten
: Nadya Charisma
Putri
Tujuan Percobaan : Untuk mengamati reaksi kimia yang
kuantitas molar totalnya sama, tetapi kuantitas masing-masing pereaksi berubah.
Untuk mengetahui cara, untuk meramalkan/menentukan stoikiometri sistem suatu
reaksi serta menentukan titik maksimum dan minimum stoikiometri dalam reaksi.
Prinsip Percobaan :
Berdasarkan metode variasi kontinyu yaitu
sederet pengamatan dengan jumlah tiap pereaksinya diubah-ubah tetapi jumlah
totalnya tetap. Berdasarkan pada teori stoikiometri (Benjamin Richer 1762-1807)
yaitu ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif jumlah antar unsur kimia
yang satu dengan yang lain.
Metode Percobaan :
|
|
Gambar 1. Metode percobaan sistem
NaOH – HCl dan sistem AgNO3 - NaOH
Hasil Pengamatan :
Berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel
1. Hasil Pengamatan Larutan NaOH 0,1 M dan HCl 1 M
NaOH 0,1 M
|
HCl 1 M
|
TM (°C)
|
TA (°C)
|
ΔT (°C)
|
Mmol NaOH
|
Mmol HCl
|
|
5 ml
|
25 ml
|
26,5
|
27
|
0,5
|
0,5
|
25
|
0,02
|
10 ml
|
20 ml
|
26,75
|
27
|
0,25
|
1
|
20
|
0,05
|
15 ml
|
15 ml
|
27,5
|
28
|
0,5
|
1,5
|
15
|
0,1
|
20 ml
|
10 ml
|
27,75
|
29
|
1,25
|
2
|
10
|
0,2
|
25 ml
|
5 ml
|
27,5
|
29
|
1,5
|
2,5
|
5
|
0,5
|
(Sumber
: Risma Sri Ayu, Kelompok F, Meja 3, 2012)
|
|
Tabel II. Hasil Pengamatan Larutan AgNO3
0,001 M dan NaOH 0,5 M
AgNO3
0,001 M
|
NaOH
0,5 M
|
TM
(0C)
|
TA
(0C)
|
ΔT
(0C)
|
mmol
AgNO3 0,001 M
|
mmol
NaOH 0,5 M
|
mmol AgNO3
mmol
NaOH
|
5
mL
|
25
mL
|
26,3
|
27
|
0,7
|
0,005
|
12,5
|
0,0004
|
10
mL
|
20
mL
|
25,25
|
26
|
0,75
|
0,01
|
10
|
0,001
|
15
mL
|
15
mL
|
25,25
|
26
|
0,25
|
0,015
|
7,5
|
0,002
|
20
mL
|
10
mL
|
25,6
|
26,5
|
0,5
|
0,02
|
5
|
0,004
|
25
mL
|
5
mL
|
26,1
|
27
|
0,9
|
0,025
|
2,5
|
0,01
|
(Sumber : Risma Sri Ayu, Kelompok F, Meja 3,
2012)
|
|
Dari percobaan yang dilakukan,
titik maksimum yang didapatkan pada sistem NaOH 0,1 M dan HCl 1 M adalah pada
pencampuran antara 25 ml NaOH dan 5 ml HCl (0.5,1.5) dan titik minimum pada
pencampuran 10 ml NaOH dan 20 ml HCl (0.05,0.25) yang sebenarnya titik maksimum
dicapai pada pencampuran larutan yang volumenya sama yaitu pencampuran 15 ml
NaOH dan 15 ml HCl. Pada sistem AgNO3 0,001 M dan NaOH 0,5 M titik
maksimum dicapai pada pencampuran 25 ml AgNO3 dan 5 ml NaOH (0.01,0.9)
dan titik minimum didapatkan pada pencampuran antara 15 ml AgNO3 dan
15 ml NaOH (0.002,0.25) yang seharusnya titik maksimum dicapai pada pencampuran
larutan yang volumenya sama yaitu 15 ml AgNO3 dan 15 ml NaOH.
Dasar dari percobaan ini adalah
metode variasi kontinyu. Dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan yang
kuantitas molarnya sama tetapi kuantitas pereaksinya berbeda (bervariasi).
Salah satu sifat fisika yang dipilih untuk diamati yaitu suhu. Hasil dari
percobaan digambarkan dalam grafik aluran sifat fisika yang diamati (diukur)
yang terdapat kuantitas pereaksinya, maka akan diperoleh suatu titik maksimum
atau minimum yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem, yaitu yang
menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Titik maksimum adalah
titik dimana terjadi kombinasi sempurna dengan parameter suhu, sedangkan titik
minimum adalah titik dimana terjadi kombinasi yang paling tidak sempurna yang
memiliki perubahan suhu terendah.(Sutrisno,2012)
Stoikiometri
merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif antara
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai
hasil reaksi. Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur
dalam suatu rumus kimia. Variasi kontinyu merupakan suatu metode dimana dalam metode
ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas molarnya sama, tetapi masing-masing
kuantitas pereaksi berubah-ubah. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang
selalu menghasilkan perubahan senyawa kimia.(Brady,1999)
Normalitas yang bernotasi (N)
merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang
dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram
ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah
gram zat untuk mendapat satu muatan.(Brady,1999)
|
Mol mula mula didefinisikan
sebagai jumlah dari unsur-unsur yang mempunyai massa dalam gram yang angkanya
sama dengan massa atomnya. Kemudian ditemukan secara percobaan bahwa terdapat
6,022x1023 atom dalam satu mol unsur.
Kemolaran (molaritas) adalah jumlah mol zat
terlarut dalam tiap liter(dm3) larutan.
|
Sistem ini didasarkan pada volume larutan dan
digunakan dalam prosedur laboratorium yang jumlahnya diukur. Molaritas larutan
(M) = N/V, dimana n= gram/BM
Kemolalan
atau molalita smenyatakan jumlah mol zat terlarutdalam setiap 1000 gram
pelarut.
|
Atau
|
Persen Berat adalah jumlah gramzat terlarut dalam
setiap 100 gram larutan.
|
Pada sistem
ini memperinci jumlah gramsolut per 100 gram larutan PPM (part per milion), sistem ini menyatakan bagian suatu komponen dalam
satu juta bagian suatu campuran.
Kesalahan
praktikan selama praktikum diantaranya kurang teliti membaca termometer. Selain
itu cara penggunaan termometer yang terkena tangan atau gelas kimia yang justru
bukan mengukur suhu larutan melainkan mengukur suhu badan atau suhu gelas
kimia. Dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam mengambil larutan agar
sesuai dengan volume yang akan direaksikan. Penggunaan alat-alat laboratorium
yang rawan juga dibutuhkan kehati-hatian agar tidak pecah.
Aplikasi dalam bidang pangan adalah
dapat mengetahui tekanan suhu dalam suatu produk, untuk mengidentifikasi suatu
senyawa dalam temperatur tertentu, untuk mengetahui dan menentukan kadar
molaritas dalam bidang pangan, untuk menentukan normalitas dalam bidang pangan,
dan yang terakhir untuk penentuan fraksi mol dalam peracikan dalam bidang
pangan.
Kesimpulan
:
Dari percobaan yang dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa variasi volume sistem yang digunakan
didapatkan titik maksimum pada pencampuran antara dua larutan yang volumenya
seimbang dengan parameter suhu, dimana larutan yang memiliki perubahan suhu
tertinggi merupakan campuran sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid
Satu.Binarupa Aksara:Jakarta
Sutrisno,
E,T. Nurminabari, I,S, 2012. Penuntun
Pratikum Kimia Dasar. Universitas
Pasundan : Bandung