Larutan
merupakan fase yang setiap hari ada dalam kehidupan kita. Suatu sistem homogen
yang mengandung dua atau lebih zat yang masing – masing komponennya tidak dapat
dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut
campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat
terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya
terbatas pada cairan saja.
Komponen
dari larutan terdiri dari dua jenis yaitu pelarut dan zat terlarut yang dapat
dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang
terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat
terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya dapat berinteraksi secara langsung dalam keadaan tercampur. Semua
gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah
larutan. Proses pelarutan dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.
Jenis – jenis Larutan
·
Gas dalam gas – seluruh campuran gas
·
Gas dalam cairan – oksigen dalam air
·
Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
·
Padatan dalam cairan – gula dalam air
·
Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
·
Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
·
Padatan dalam padatan – alloys
1.2 Larutan Elektrolit
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus
listrik (didasarkan pada daya ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu
larutan elektrolit yang terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah,
serta larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit aalah larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik.
1.2.1
Larutan
Elektrolit kuat
Larutan
elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena
zat terlarut yang yang berada didalam zat pelarut (biasanya air) seluruhnya
dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α=1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
·
Asam
kuat, antara lain : HCl, HclO3, HClO4, H2SO4,
HNO3, dan lain-lain.
·
Basa
kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain, NaOH, KOH,
Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2, dan lain-lain.
·
Garam-garam
yang mempunyai kelarutan yang tinggi, antara lain NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3,
dan lain-lain.
1.2.2
Larutan
Elektrolit Lemah
Larutan
elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan
daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang
dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah :
·
Asam
lemah, antara lain : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S
dan lain-lain.
·
Basa
lemah, antara lain : NH4OH, Ni(OH)2, dan lain-lain.
·
Garam-garam
yang sukar larut, antara lain : AgCl, CaCrO4, PbI2, dan
lain-lain.
1.3 Asam,
Basa, dan pH
Svante August Arrhensius pada tahun 1887 menyatakan bahwa
: “Molekul-molekul elektrolit selalu
menghasilkan ion-ion positif dan negatif jika dilarutkan dalam air”.
Selanjutnya
pada tahun 1900 ia mengemukakan teori yang sampai sekarang dikenal dengan Teori Asam Basa Arrhensius : “Asam merupakan suatu senyawa yang dapat
menghasilkan ion Hidrogen (H+) bila dilarutkan dalam air. Basa
merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida (OH-)
bila dilarutkan dalam air”.
·
ASAM
1.
Asam
Nitrat dalam Air :
HNO3
(aq) → H+(aq) + NO3-(aq)
2.
Asam
Klorida dalam Air
HCl(aq)→
H+ + Cl-
Setiap
atom HNO3 dan HCl hanya dapat menghasilkan 1 ion H+ disebut
valensi asam. Asam semacam ini
disebut juga asam monoprotik. Asam yang setiap molekulnya dapat
menghasilkan 2 ion H+ disebut asam diprotik, menghasilkan 3
atom H+ disebut asam triprotik. Asam diprotik dan tripotik
dikelompokkan edalam asam poliprotik.
Contoh Asam Monoprotik dan
Poliprotik
RUMUS
ASAM
|
NAMA
ASAM
|
KETERANGAN
|
HF
|
Asam Fluorida
|
|
HCl
|
Asam Clorida
|
Monoprotik
|
HBr
|
Asam Bromida
|
Monoprotik
|
HI
|
Asam Iodida
|
Monoprotik
|
HCN
|
Asam Sianida
|
Monoprotik
|
H2S
|
Asam Sulfida
|
Diprotik
|
HNO3
|
Asam Nitrat
|
Monoprotik
|
H2SO4
|
Asam Sulfat
|
Diprotik
|
H3PO3
|
Asam Pospit
|
Triprotik
|
H3PO4
|
Asam Pospat
|
Triprotik
|
H2CO3
|
Asam karbonat
|
Diprotik
|
·
BASA
Pada
kimia modern basa dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-) dengan 2
cara :
Pertama, senyawa basa dalam pelarut air
menghasilkan ion hidroksida (OH-) secara langsung.
NaOH(aq)→ Na(aq)
+ OH-(aq)
Kedua, senyawa basa yang bereaksi
dengan air menghasilkan ion hidroksida (OH-)
NH3(aq) + H2O(l)→
NH4-(aq) + OH-(aq)
Untuk menunjukkan sifat basanya
larutan NH3 biasa ditulis NH4OH.
Jumlah ion OH- yang
dapat dihasilkan oleh suatu molekul basa disebut valensi basa.
Contoh Basa
RUMUS
BASA
|
NAMA
BASA
|
NH3
|
Amoniak
|
NH4OH
|
Amonium Hidroksida
|
NaOH
|
Natrium Hidroksida
|
KOH
|
Kalium Hidroksida
|
Mg(OH)2
|
Magnesium Hidroksida
|
Ca(OH)2
|
Kalium Hidroksida
|
Sr(OH)2
|
Stronsium Hidroksida
|
Ba(OH)2
|
Barium Hidroksida
|
Al(OH)3
|
Alumunium Hidroksida
|
Fe(OH)2
|
Besi (II) Hidroksida
|
Fe(OH)3
|
Besi (III) Hidroksida
|
·
REAKSI IONISASI ASAM DAN BASA
1.
Asam
dan Reaksi Ionisasinya
Rumus
Asam
|
Nama
Asam
|
Reaksi
Ionisasi
|
Valensi
Asam
|
HF
|
Asam Fluorida
|
HF → H+ + F-
|
1
|
HBr
|
Asam Bromida
|
HBr → H+ + F-
|
1
|
HCN
|
Asam Sianida
|
HCN → H+ + CN-
|
1
|
H2S
|
Asam Sulfida
|
H2S → 2H+
+ S2-
|
2
|
H3PO4
|
Asam Pospat
|
H3PO4 →
3H+ + PO43-
|
3
|
H2CO3
|
Asam Karbonat
|
H2CO3 →
2H+ + CO32-
|
2
|
Asam Oksalat
|
H2C2O4→
2H+ + C2O42-
|
2
|
2.
Basa
dan Reaksi Ionisasinya
Rumus
Basa
|
Nama
Basa
|
Reaksi
Ionisasi
|
Valensi
Asam
|
NaOH
|
Natrium Hidroksida
|
NaOH→Na+ + OH-
|
1
|
Mg(OH)2
|
Magnesium Hidroksida
|
Mg(OH)2 → Mg2+ +
2OH-
|
2
|
Ba(OH)2
|
Barium Hidroksida
|
Ba(OH)2 →Ba2+
+ 2OH-
|
2
|
Al(OH)3
|
Alumunium Hidroksida
|
Al(OH)3→ Al3+
+ 3OH-
|
3
|
Fe(OH)3
|
Besi (III) Hidroksida
|
Fe(OH)3→ Fe3+
+ 3OH-
|
3
|
·
SENYAWA AMFOTER
Beberapa
senyawa dapat berssifat sebagai asam dalam lingkungan basa kuat dan sebagai
basa dalam lingkungan asam kuat, senyawa yang memiliki sifat seperti itu
disebut senyawa amfoter.
Reaksi
senyawa amfoter dalam lingkungan basa
kuat dan asam kuat :
Al(OH)3
(s) + OH- (aq) → Al(OH)4-
(aq)
Basa kuat
Al(OH)3
(s) + 3H+ (aq) → Al3+ (aq) +
3H2O (l)
Asam kuat
Contoh
Senyawa Amfoter
Asam
|
Basa
|
||
Asam Arsenit
|
H3AsO3
|
Arsen (III) Hidroksida
|
As(OH)3
|
Asam Antimonit
|
H3SbO3
|
Antimon (III) Hidroksida
|
Sb(OH)3
|
Asam Plumbit
|
H2PbO2
|
Timbal (II) Hidroksida
|
Pb(OH)2
|
Asam Singkat
|
H2ZnO2
|
Seng Hidroksida
|
Zn(OH)2
|
Asam Stanit
|
H2SnO2
|
Stannum (II) Hidroksida
|
Sn(OH)2
|
Asam Stanat
|
H2SnO3
|
Stabbun (III) Hidroksida
|
Sn(OH)4
|
·
INDIKATOR ASAM BASA
Zat yang bersifat asam atau basa
banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Asam sitrat, vitamin C tisak lain
dari asam Askrbat, asam asetat, yaitu cuka, asam karbonat dapat memberikan rasa
segar dalam minuman ringan, asam sulfat untuk Akumulator.
Contoh basa : Amoniak untuk
pelarut disinfektan. Soda api (Natrium hidroksida) untuk membersihkan saluran
bak cuci, Alumunium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida untuk membuat obat
nyeri lambung.
Asam dan basa memiliki sifat yang
berbeda-beda, asam suatu zat yang rasanya asam, korosif (biasanya merusak) dan
dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi warna merah, sedangkan basa
memiliki sifat pahit, licin (bersifat kaustik) dan dapat merubah kertas lakmus
erah menjadi biru. Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa
digunakan kertas lakmus (indikator).
Tabel
Indikator Asam Basa
Nama
Indikator
|
Warna
dalam Larutan
|
|
Asam
|
Basa
|
|
Lakmus Merah
|
Merah
|
Biru
|
Lakmus Biru
|
Merah
|
Biru
|
Fenolftalein
|
Tidak Berwarna
|
Merah Ungu
|
Fenol Merah
|
Kuning
|
Merah
|
Metil Merah
|
Merah
|
Kuning
|
Metil Kuning
|
Merah
|
Kuning
|
Metil Jingga
|
Merah
|
Jingga Kuning
|
·
KEKUATAN ASAM BASA
Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Yang termasuk
larutan elektrolit adalah asam, basa, dan garam.
Air
murni jika diukur daya hantar listriknya dengan Amperemeter yang peka, air juga
merupakan zat elektrolit, tetapi elektrolit sangat lemah. Persamaan ionisasi
air :
H2O
(l) ↔ H+ (aq) + OH- (aq)
Persamaan Ketetapan Keseimbangan
[H2O]
|
Perkalian
K dan [H2O] disebut tetapan
ion air atau Kw
Kw
= [H+][OH-]
|
Dari
percobaan pada temperatur 25°C, diperoleh :
Kw
= 1,0 x 10-14
Dari persamaan ionisasi air dapat
dilihat jumlah ion H+ dan OH- adalah sama banyaknya, jadi
[H+] = [OH-], dengan demikian,
Kw
= [H+][OH-] = 10-14
[H+]2
= [OH-]2 = 10-14
Jadi,
[H+] = [OH-] =
10-14
= 10-7 mol/liter
Dari
perhitungan ini air murni sangat sedikit menghasilkan ion H+ dan
OH-, maka air kurang dapat menghantarkan listrik.
Asam
kuat atau
basa kuat adalah asam atau basa yang dalam air sebagian besar atau
seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ionnya.
Asam
lemah atau
basa lemah adalah asam atau basa yang dalam air sebagian kecil
molekulnya terurai menjadi ion-ionnya.
·
DERAJAT IONISASI
Banyak
atau sedikitnya molekul zat yang terionisasi dinyatakan dalam derajat ionisasi.
Derajat ionisasi (α) adalah
perbandingan banyaknya molekul zat yang terurai dengan banyaknya molekul zat
mula-mula.
Derajat Ionisasi (α) = jumlah mol zat yang terionisasi
Jumlah mol zat mula-mula
|
Asam
kuat
seperti HCl sebagian besar atau seluruh molekul HCl terurai menjadi ion H+
dan ion Cl- :
HCl
→ H+
+ Cl-
Maka
derajat ionisasi (α) HCl = 1
Asam
asetat (CH3COOH) adalah asam lemah, maka sebagian kecil atau sedikit
dari molekul asam asetat terurai menjadi ion H+ dan ion CH3COO-,
karena hanya sedikit terurai menjadi ion-ionnya maka terjadi reaksi
kesetimbangan (↔)
CH3COOH
↔ H+ + CH3COO-
Tetapan ionisasi asam (Ka) dari CH3COOH dapat
ditentukan
Ka = [CH3COO-][H+]
[CH3COOH]
|
Contoh
:
Larutan
CH3COOH dengan konsentrasi 0,1 Mol/L, dengan derajat ionisasi
larutan 0,0134 maka nilai tetapan ionisasi asam dapat ditentukan.
Diketahui
:
Derajat
ionisasi(α) = 0,0134
[CH3COOH]
mula-mula = 0,1 Mol/L
[CH3COOH]
terionisasi = [CH3COOH] mula-mula
= 0,0134 x 0,1
= 1,34 x 10-3 mol/L
Ditulis dengan persamaan :
CH3COOH
↔ H+ +
CH3COO-
Mol mula-mula = 0,1
Mol terionisasi = 1,34 x 10-3
Catatan:
Karena 1,34
x 10-3 = 0,00134, sangat kecil jika dibandingkan dengan 0,1 maka
(0,1
- 1,34 x 10-3)
dianggap sama dengan 0,1.
|
[CH3COOH]
Ka = [1,34 x 10-3] [1,34 x 10-3]
[0,1
- 1,34
x 10-3]
Ka = [1,34 x 10-3] [1,34 x 10-3]
[0,1]
Ka = 1,8 x 10-6
10-1
Ka = 1,8 x 10-5
Asam poliprotik memiliki
lebih dari satu tetapan ionisasi. Contoh penguraian asam sulfat dan asam Fospat
dan tetapan ionisasi-ionisasinya:
Ka1= [H+][SO4-]
[H2SO4]
|
HSO4- ↔ H+ + SO42-
Ka2= [H+][SO42-]
[HSO4-]
|
Kekuatan asam
dan basa ditentukan oleh besarnya harga tetapan ionisasi :
Makin besar harga tetapan ionisasi Asam atau Basa,
maka makin kuat asam dan basanya.
|
Tetapan
ionisasi asam (Ka) dan Basa (Kb) Monoprotik
Rumus
Kimia
|
Nama
|
Tetapan
Ionisasi
|
C6H5COOH
|
Asam Benzoat
|
6,7 x 10-6
|
HF
|
Asam Florida
|
6,7 x 10-10
|
HCN
|
Asam Sianida
|
6,7 x 10-8
|
HNO2
|
Asam Nitrit
|
6,7 x 10-4
|
CH3COOH
|
Asam Asetat
|
6,7 x 10-5
|
HC3H5O3
|
Asam Laktat
|
6,7 x 10-4
|
HCOOH
|
Asam Format
|
6,7 x 10-4
|
NH3 (aq)
|
Amonia
|
6,7 x 10-5
|
N2H4
|
Hidraksin
|
6,7 x 10-6
|
NH2OH
|
Hidroksiamin
|
6,7 x 10-6
|
C6H5NH2
|
Anilin
|
6,7 x 10-10
|
Tetapan
ionisasi Asam (Ka) diprotik
Nama
|
Rumus
Kimia
|
Tetapan
ionisasi
|
|
Ka1
|
Ka2
|
||
Asam
Sulfat
|
H2SO4
|
Sangat
Besar
|
1,2
x 10-2
|
Asam
Karbonat
|
H2CO3
|
4,3
x 10-7
|
5,6
x 10-11
|
Asam
Sulfit
|
H2SO3
|
1,5
x 10-2
|
1,0
x 10-7
|
Asam
Askorbat
|
H2C6H8O6
|
7,2
x 10-5
|
1,6
x 10-12
|
·
pH
Dalam air murni, harga [H+] sama dengan [OH-]
yaitu 10-7, harga pH asam dan basa mulai dari 1 sampai dengan 14.
Untuk
menyederhanakan tulisan, seorang ahli Kimia Denmark, S.P.L. Sorensen (1968 – 1939) pada tahun 1909 menggunakan skala
untuk menyatakan konsentrasi H+ suatu larutan. Skala tersebut diberi
nama skala pH. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ ,
dituliskan sebagai berikut :
pH = - Log [H+]
|
Jika [H+] = 1 X 10-n,
maka pH = n
Sebaliknya, jika pH = n, maka [H+] =
x X 10-n
Analogi dengan pH maka pOH dinyatakan
sebagai berikut :
pOH = - Log [OH-]
|
pH merupakan suatu parameter untuk menyatakan tingkat
keasaman suatu larutan.
Larutan asam
mempunyai pH kurang dari 7 sedangkan
larutan basa memiliki pH lebih dari 7, larutan netral pH = 7.
pH dapat ditentukan dengan menggunakan indikator universal atau dengan pH meter.
Batas-batas pH ketika
indikator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan warna. Trayek
perubahan warna lakmus adalah 5,5 – 8,8.
Trayek Perubahan Warna Beberapa Indikator
Indikator
|
Trayek Perubahan Warna
|
Perubahan Warna
|
Metil
Jingga
|
2,9 - 4,0
|
Merah –
Kuning
|
Metil
Merah
|
4,2 –
6,3
|
Merah –
Kuning
|
Bromtimol
Biru
|
6,0 –
7,6
|
Kuning
– Biru
|
Fenolftalein
|
8,3 –
10,0
|
Tidak
Berwarna - Merah
|
Contoh : Menentukan pH larutan dengan
menggunakan beberapa indikator
Dalam suatu percobaan di laboratorium, suatu
larutan jika ditetesi dengan bromtimol biru (6,0 – 7,6) larutan berwarna biru,
jika ditetesi fenolftalein (8,3 – 10,0) larutan tidak berwarna. Tentukan pH
larutan !
Jawab :
Jika dengan bromtimol biru larutan berwarna
biru berarti pH larutan lebih dari 7,6, jika dengan fenolftalein tidak berwarna
berarti pH larutan kurang dari 8,3. Jadi pH larutan tersebut memiliki pH
larutan dengan trayek 7,6 – 8,3 atau
dapat dituliskan 7,6<pH< 8,3.
Menghitung
pH larutan Asam dan Basa
Asam
Kuat
[H+] = M x Valensi asam
|
Asam
Lemah
Asam lemah tidak
mengion sempurna dalam air, pH larutan dapat ditentukan jika [H+] diketahui
[H+] = α.M
|
[H+] =
|
M =
Konsentrasi asam
Α =
Derajat ionisasi
Basa
Kuat
Basa kuat mengion sempurna dalam air, pH larutan
dapat ditentukan jika [OH-] diketahui
[OH-] = M x
valensi basa
|
Basa
Lemah
Basa lemah tidak mengion sempurna dalam air, pH
larutan dapat ditentukan jika [OH-] diketahui
[OH-] = α.M
|
[OH-] =
|
Kb =
Tetapan ionisasi basa
M =
Konsentrasi basa
Α =
Derajat ionisasi
Jika tetapan ionisasi asam (Ka) terdiri dari
dua, yaitu Ka1 dan Ka2, maka harga Ka merupakan hasil
perkalian dari Ka1 dan Ka2,
seperti contoh di bawah ini :
Asam poliprotik
Ka asam diprotik,
Ka asam triprotik,
|
Ka = Ka1 . Ka2
|
Ka = Ka1
. Ka2 . Ka3
|
izin copas nyatet di buku catatan yah, yang elektrolit. makasih udah berbagi ilmunya :D
BalasHapusTerima Kasih, sangat bermanfaat.
BalasHapussalam kenal dari saya, Ahmad Nawawi, Muaro Jambi, 25 mei 1989