REAKSI
KIMIA
Risma
Sri Ayu
123020149
Nadya
Charisma Putri
Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang mengakibatkan perubahan struktur
dan molekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa pereaksi bereaksi
menghasilkan senyawa baru (produk). Dalam ilmu kimia reaksi itu merupakan salah
satu cara untuk mengetahui sifat – sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat.
Sifat – sifat kimia, kemudian di catat sebagai data kuantitatif. (Sutrisno,
E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Tujuan
percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat
kimia dan fisika) dari zat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa
dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat atau lebih
yang dibuktikan dengan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. (Sutrisno, E,T.
Nurminabari, I,S, 2012)
Prinsip
percoban ini adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian
atau lebih. Molekul yang kecil atau atom – atom dalam molekul. Reaksi kimia
selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Berdasarkan Hukum
Kekekalan Massa yang dikemukakan oleh Lavoiser :’’ Massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama” dan berdasarkan Kukum Perbandingan Tetap (Hukum
Proust) : “Dalam setiap persenyawaan massa dan unsur – unsur selalu tetap”.
Berdasarkan Bronsted – Lowry :”Asam
sebagai setiap zat sembarang yang menyumbang proton dan basa
setiap zat sembarang yang menerima proton”.(
Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Reaksi
kimia terdiri dari pembakaran, penggabungan (sintetis), penguraian,
penggantian, dan metatesis.(Anonim,2012)
Pembakaran
adalah dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk
senyawa yang mengandung oksigen sederhana.
Contoh :
CH4 + 2O2→ CO2 +
2H2O
Penggabungan
adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua
atau lebih zat yang lebih sederhana ( baik unsur maupun senyawa). Contoh :
2H2 + O2→ 2H2O
Penguraian
yaitu suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat – zat yang lebih
sederhana.
Contoh :
2Ag2O→ 4Ag + O2
Penggantian
yaitu suatu reaksi kimia dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam suatu
senyawa.
Contoh :
Cu + 2Ag → CU2+
+ 2Ag
Metatesis
adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.
Contoh :
AgNO3→ NaCl →
AgCl + NaNO3
Bahan
yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah 1 Larutan NaOH 0,05 M, larutan
CH3COOH 0,05 M, indikator Penolphthalein (PP), indikator Metil Merah, larutan
kalium Khromat (K2CrO4 0,1 M), larutan K2CrO7, larutan Al2(SO4)3 0,1 M, larutan
NaOH 1 M, NH4OH 1 M, ZnSO4 0,1 M, larutan (NH4)2SO4, larutan Pb(NO3)2 0,1 M,
larutan NaCl 0,1 M, larutan NaCl 0,5 M, larutan AgNO3 0,1 M, larutan BaCl2 0,1
M, HCl 1 M, CaCO3, larutan Ba(OH)2 , H2C2O4
(asam oksalat) 0,1 M, H2SO4 2 M, larutan KmnO4 0,05 M, Besi (II)/ Fe2+
0,1 M, Besi (III)/ Fe3+ 0,1 M, larutan KSCN 0,1 M, Na3PO4, dan larutan CuSO4.(Sutrisno,
E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipa U,
kertas lakmus, kaki tiga, kawat kasa, burner (spiritus), gelas kimia, botol timbang, rak tabung reaksi, pipet seukuran, botol semprot, sikat
tabung reaksi, dan neraca digital. (Sutrisno,
E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Metode
percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Kedalam 2
tabung reaksi dimasukkan masing – masing tepat 1,0 ml larutan NaOH 0,05 M dan
1,0 ml larutan NH4OH 1 M dan kedalam dua tabung reaksi yang lain 1,0 ml larutan
CH3COOH 0,05 M dan 1,0 ml larutan HCl 0,05 M. Masing -masing ditambahkan 1
tetes indikator penolphthalein (PP). Amati perubahan warna laruta -larutan
tersebut !
2. Kedalam 4
tabung reaksi lain dilakukan hal seperti no.1, tetapi dengan penambahan
indikator metil merah. Amati perubahan warna yang terjadi!
3. Campurkan
kedua asam dan basa pada no 1 dan 2. Amati perubahan warna yang terjadi!
4. Kedalam 2
tabung reaksi masing – masing dimasukkan 1 ml larutan Kalium Khromat (K2CrO4
0,1 M) dan 1 ml larutan HCL.
5. Kedalam 2 tabung reaksi masing – masing
dimasukkan 1 ml larutan K2CrO7 dan 1 ml larutan HCl. Lakukan seperti nomor
4. Bandingkan antara larutan pada nomor
4 dan 5.
6. Kedalam
tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan Al2(SO4)3 0,1 M kedalam tabung reaksi.
Kemudian tambahkan 5 tetes larutan NaOH 1 M. Perhatikan apa yang terjadi!
7. Kedalam
tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan Al2(SO4)3 0,1 M kedalam tabung reaksi.
Kemudian tambahkan 5 tetes larutan NaOH 1 M, tambahkan lagi tetes demi tetes
NH4OH 1 M dan amati. Bandingkan dengan nomor 6.
8. Ikuti
petunjuk nomor 6 dan 7, tetapi gantilah larutan Al2(SO4)3 dengan ZnSO4.
9. Kedalam
tabung reaksi yang bersaluran, masukkan 4 ml larutan (NH4)2SO4. Tambahkan
larutan NaOH dan segera pasang penyalur gas. Gas yang terbentuk dikenakan pada
kertas lakmus yang telah dibasahi dengan air!
10. Campurkan 1 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dengan
1 ml larutan NaCl 0,1 M. Amati apa yang terjadi! Kemudian panaskan campuran
tersebut sambil dikocok dan catat pengamatan anda! Campuran didinginkan sambil
diamati.
11. Kedalam 1 ml
larutan NaCl 0,5 M tambahkan larutan AgNO3 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi!
12. Kedalam 1 ml
larutan BaCl2 0,1 M tambahkan laruan K2CrO4 0,1 M sebanyak 1 ml. Amati
perubahan yang terjadi!
13. Kedalam 1 ml
larutan BaCl2 0,1 M tambahkan laruan K2CrO7 0,1 M sebanyak 1 ml. Amati
perubahan yang terjadi! Zat pada nomor 12 dan 13 jangan segera dibuang, karena
akan dibandingkan dengan nomor 14.
14. Kedalam 1 ml
larutan BaCl2 0,1 M tambahkan 1 ml HCl 1 M dan 1 ml larutan K2CrO4 0,1 M.
Bandingkan dengan nomor 12 dan 13.
15. Masukkan
kurang lebih 1 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi yang bersaluran.
Tambahkan larutan HCl. Gas yang terjadi dialirkan ke dalam tabung lain berisi
larutan Ba(OH)2. Amati perubahan yang terjadi!
16. Kedalam
tabung reaksi dimasukkan 1 ml H2C2O4 (asam oksalat) 0,1 M dan tetes H2SO4 2 M,
panaskan kemudian teteskan larutan KMnO4 sampai warnanya tidak hilang lagi.
17. Kedalam
tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan campuran besi (II)/Fe2+ 0,1 M dan tetes
H2C2O4 2 M, teteskan larutan KMnO4 0,05 M sambil dikocok. Bandingkan kecepatan
laju hilangnya warna KMnO4 pada nomor 17 dan 18.
18. Tambahkan
sedikit demi sedikit larutan NaOH 1 M kedalam 1 ml larutan CuSO4, berlebih.
Amati perubahan yang terjadi!
19. Ulangi
pekerjaan nomor 19 tetapi gantilah larutan NaOH dengan larutan NH4OH 1 M.
Bandingkan dengan hasil reaksi nomor 19.
20. Campurkan 2 ml larutan besi (III)/Fe3+ 0,1 M dengan 2 ml larutan KSCN 0,1 M. Bagilah
menjadi dua bagian kedalam 2 tabung reaksi. Tambahkan Na3PO4 kedalam satu
tabung, sementara tabung yang lain digunakan sebagai pembanding. Bandingkan
warna kedua larutan tersebut
Hasil
pengamatan percobaan reaksi kimia adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan Reaksi Kimia
No
|
Reaksi Kimia
|
Hasil
|
1.
|
a. NaoH + PP
b. NH4OH + PP
c. CH3COOH + PP
d. HCl + PP
|
Ungu
Ungu
Tidak berwarna
Tidak Berwarna
|
2.
|
a. NaoH + MM
b. NH4OH + MM
c. CH3COOH + MM
d. HCl + MM
|
Kuning
Kuning
Merah Muda
Merah Muda
|
3.
|
a. NaOH(pp) + NH4OH(pp)
b. CH3COOH(pp) + HCl(pp)
|
Ungu
Tidak Berwarna
|
4.
|
K2CrO4 + HCl
|
Kuning
|
5.
|
K2CrO7 + HCl
|
Kuning
|
6.
|
Al2(SO4)3 + NaOH
|
Tidak Berwarna
|
7.
|
Al2(SO4)3 + NaOH + NH4OH
|
Putih + Endapan
|
8.
|
ZnSO4 + NaOH
|
Tidak Berwarna + Endapan
|
9.
|
(NH4)2SO4 + NaOH
|
Lakmus tidak berubah warna
|
10.
|
Pb(NO3)2 + NaCl
|
Tidak Berwarna + ada gelembung
|
11.
|
NaCl + AgNO3
|
Tidak Berwarna + Endapan
|
12.
|
BaCl2 + K2CrO4
|
Hijau Muda
|
13.
|
BaCl2 + K2CrO7
|
Kuning + Endapan
|
14.
|
BaCl2 + HCl + K2CrO4
|
Hijau Muda
|
15.
|
CaCO3 + HCl – Ba(OH)2
|
Endapan
|
16.
|
H2C2O4 + H2SO4
+ KMnO4
|
74 tetes menjadi Cokelat
|
17.
|
Fe2+ + H2C2O4 +
KMnO4
|
Jingga + Endapan
|
18.
|
NaOH + CuSO4
|
Biru Kehitam – hitaman
|
19.
|
NH4OH + CuSO4
|
Biru Muda + Endapan
|
20.
|
a. Fe3+ + KSCN
b. Fe3+ + KSCN + Na3PO4
|
Merah Kehitam – hitaman
Cokelat Tua + gelembung gas + endapan
|
(Sumber, Risma Sri
Ayu, 123020149, Meja 3, Kelompok F, 2012)
Larutan NaOH dan NH4OH jika ditambahi PP menjadi warna ungu dan
jika ditambahi MM menjadi warna kuning. Larutan CH3COOH dan larutan
HCl jika ditambahi PP menjadi tak berwarna (bening) dan jika ditambahi MM
menjadi warna merah muda. Larutan NaOH dan NH4OH yang telah
ditambahi PP tersebut kemudian dicampurkan menjadi satu dan warna yang terjadi
tetap ungu, sedangkan larutan CH3COOH dan larutan HCl yang telah
ditambahi PP dan dicampurkan menjadi satu tetap tidak terjadi perubahan warna
(bening). Larutan K2CrO4 dan larutan K2CrO7 jika dicampurkan dengan HCl menjadi warna
orange. Larutan Al2(SO4)3 ditambahi dengan 5
tetes NaOH warnanya bening, tetapi jika ditambahi lagi tetes demi tetes NH4OH
menjadi warna putih dan terbentuk endapan. Larutan ZnSO4 ditetesi
dengan NaOH sebanyak 5 tetes warnanya menjadi putih keruh. Larutan (NH4)2SO4
ditambah dengan larutan NaOH kemudian disambungkan pada tabung reaksi yang
berisi kertas lakmus yang telah dibasahi air menyebabkan kertas lakmus berubah
menjadi warna biru. Larutan Pb(NO3)2
ditambahkan larutan NaCl yang dipanaskan sambil dikocok warnanya menjadi
bening. Larutan NaCl yang ditetesi dengan AgNO3 sebanyak 10 tetes
menyebabkan larutan menjadi berwarna putih keruh. Larutan BaCl2
ditambah larutan K2CrO4 warna larutan menjadi kuning
susu, sedangkan jika Larutan BaCl2 ditambah larutan K2CrO7
warna larutan menjadi kuning tua dan terbentuk endapan kuning. Larutan BaCl
yang dicampurkan dengan larutan HCl dan
K2CrO4 larutan menjadi kuning tua. Serbuk CaCO3
yang ditambahi larutan HCl disambungkan ke tabung reaksi lain yang berisi
larutan Ba(OH)2 melalui pipa U, pada tabung reaksi larutan Ba(OH)2
larutan menjadi warna putih dan terdapat gelembung. Larutan H2C2O4
yang ditambahi 2 tetes H2SO4 dipanaskan kemudian
diteteskan KMnO4 sampai 74 tetes warna larutan menjadi bening.
Larutan Fe2+ yang ditambahi 2 tetes H2C2O4
dipanaskan warnanya bening kemudian ditetesi KMnO4 sampai 12 tetes warnanya berubah menjadi
coklat tua. Pada larutan CuSO4 ditambahi sedikit demi sedikit NaOH
warnanya menjadi biru kehitam – hitaman, sedangkan yang ditambahi NH4OH
larutannya menjadi biru muda dan terjadi endapan. Larutan Fe3+ yang
ditambahi KSCN menjadi warna coklat tua kemerahan, sedangkan jika ditambahi
lagi dengan larutan Na3PO4 warnanya menjadi coklat tua kemerahan.
Indikator
yang dipakai selama percobaan reaksi kimia adalah phenolpthalein (PP), metil
merah (MM), dan larutan KMnO4. Indikator adalah zat yang memiliki
perbedaan warna yang mencolok dalam medium asam basa. Indikator dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1. Indikator Buatan
Ada beberapa macam indikator asam basa yang kita
ketahui. Salah satu indikator asam basa yang praktis digunakan untuk membedakan
asam dan basa adalah lakmus. Lakmus berbentuk kertas, lebih sering digunakan
daripada larutan indikator lain karena lebih sukar teroksidasi sehingga lebih
tahan lama. Selain itu, penggunaannya lebih mudah, yaitu dengan mencelupkan
pada larutan yang akan diuji. Kertas lakmus dibedakan menjadikan dua jenis,
yaitu 1) kertas lakmus biru akan memberikan perubahan warna menjadi merah jika
dicelupkan dalam larutan asam, tetapi tidak akan berubah warna bila dicelupkan
dalam larutan yang bersifat basa atau netral; 2) kertas lakmus merah akan
memberikan perubahan warna menjadi biru jika dicelupkan dalam larutan basa,
tetapi tidak akan berubah warna bila dicelupkan dalam larutan yang bersifat
asam atau netral.
Indikator asam yang lain di antaranya metil merah (MM) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa, metil jingga (MO) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa. Indikator basa contohnya fenolftalein (PP) memberikan warna merah muda dalam lingkungan basa dan tidak berwarna dalam lingkungan asam, brom timol biru (BTB) memberikan warna kuning dalam asam dan biru dalam basa. Selain indikator asam basa yang telah disebutkan, ada juga indikator asam basa dari tumbuhan. Indikator asam basa yang dibuat dari tumbuhan dinamakan indikator asam basa alami. (Rufaida A, Dyah dan waldjinah, 2009).
Indikator asam yang lain di antaranya metil merah (MM) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa, metil jingga (MO) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa. Indikator basa contohnya fenolftalein (PP) memberikan warna merah muda dalam lingkungan basa dan tidak berwarna dalam lingkungan asam, brom timol biru (BTB) memberikan warna kuning dalam asam dan biru dalam basa. Selain indikator asam basa yang telah disebutkan, ada juga indikator asam basa dari tumbuhan. Indikator asam basa yang dibuat dari tumbuhan dinamakan indikator asam basa alami. (Rufaida A, Dyah dan waldjinah, 2009).
2. Indikator Alami
Indikator alami dapat dibuat dari bagian tanaman
yang berwarna, misalnya kunyit, kelopak bunga sepatu, kol ungu, bunga bugenvil,
karamunting, dan daun bayam merah. Pada penelitian ini indikator alami yang
dibuat adalah larutan indikator dari karamunting. Karamunting dipilih sebagai
indikator asam basa karena buahnya mengandung pigmen berwarna ungu, mudah
didapatkan dilingkungan alam sekitar. (Anonim,2012).
Larutan KMnO4 dapat bertindak sebagai
indikator pada percobaan ke (16) dan (17) dilakukan pada umumnya dalam suasana
asam karena akan kebih mudah mengamati titik akhir reaksinya. Metode ini
disebut metode permanganometri. Metode permanganometri adalah suatu metode yang
dilandaskan pada prinsip redoks dan menggunakan larutan kalium permanganat
selama agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini mudah
diperoleh, tidak mahal, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila larutan
yang digunakan sangat encer.(Hidayati,Ana,M.Si, 2007)
AgNO3 pada percobaan (11) mengendapkan Kloroda menjadi AgCl. Sifat
AgNO3 yaitu berbahaya, beracun, dan korosif, menyebabkan luka bakar
pada setiap jaringan tubuh. Sifat fisiknya adatan kristal tidak berwarna, titik
leleh : 59°C, titik didih 97°C, densitas 1,82. Sifat kimianya larut asam nitrat
encer, reagen analitik. (Anonim, 2012).
Pada percobaan ini terdapat reaksi kimia yang paling sering terjadi yaitu
reaksi pengendapan yang terdapat pada percobaan nomor (7), (8), (11), (15),
(17), (19), dan (20).
Kesalahan selama praktikum
antara lain kurang telitinya praktikan mengamati perubahan-perubahan yang
terjadi diantaranya perubahan warna, timbulnya gas atau perubahan suhu pada
larutan. Alat-alat yang kurang bersih juga mempengaruhi perubahan warna yang benar
pada suatu larutan. Pemanasan yang terlalu dekat dengan spiritus juga dapat
mengakibatkan tabung reaksi pecah atau retak.
Aplikasi reaksi kimia dalam bidang
pangan antara lain untuk pembuatan tape, pembuatan alkohol, produk
fermentasi lainnya, pencoklatan pada roti, dalam proses peragian, serta
digunakan sebagai analisis kandungan zat pada makanan.
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan reaksi kimia dapat disimpulkan bahwa
reaksi kimia ditandai dengan adanya perubahan suhu, warna, bau, dan timbulnya gas
serta terbentuknya endapan.
Saran untuk percobaan reaksi kimia ini adalah lebih diperhatikan lagi
ketelitian dalam mereaksikan suatu larutan dan kehati-hatian dalam menggunakan
alat-alat laboratorium. Untuk laboratorium, sebaiknya menyediakan larutan yang
cukup banyak untuk para praktikan agar praktikan tidak mengalami kesulitan pada
saat mencari larutan yang akan direaksikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati,Ana,M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Rufaida A, Dyah dan waldjinah.2009.Teknologi Pengolahan Air.
Sutrisno,
E,T. Nurminabari, I,S, 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Universitas
Pasundan : Bandung.
LAMPIRAN
1.
a. NaOH + PP → NaOH(pp) (ungu)
b. NH4OH + PP → NH4OH(pp)
(ungu)
c. CH3COOH + PP → CH3COOH(pp)
(tidak berwarna)
d. HCl + PP → HCl(pp) (tidak berwarna)
2. a. NaOH + MM →
NaOH(mm) (kuning)
b. NH4OH + MM → NH4OH(mm)
(kuning)
c. CH3COOH + MM → CH3COOH(mm)
(merah)
d. HCl + MM → HCl(mm) (merah muda)
3. a. NaOH(pp) + NH4OH(pp)→
NaOH(pp) + NH4OH(pp)
(ungu)
b. CH3COOH(pp) + HCl(pp)
→ CH3COOH(pp) + HCl(pp) (tidak berwarna)
4. K2CrO4 + HCl → 2KCl +
H2CrO4 (kuning keemasan)
5. K2CrO7 + HCl → 2KCl +
H2CrO7 (orange)
6. Al2(SO4)3 +
NaOH → Al(OH)2 + Na2SO4 (tidak berwarna)
7. Al2(SO4)3 +
NaOH + NH4OH → Al(OH)2 + Na2SO4 (endapan
putih)
8. ZnSO4 + NaOH → Zn(OH)2
+ Na2SO4 (endapan putih keruh)
9. (NH4)2SO4 + NaOH → NH4OH + Na2SO4
(Lakmus menjadi biru)
10. Pb(NO3)2
+ NaCl → PbCl2 +Na2NO3 (tidak berwarna)
11. NaCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3
(putih keruh)
12. BaCl2 + K2CrO4 →
BaCrO4 + 2KCl (kuning susu)
13. BaCl2 + K2CrO7 →
BaCrO7 + 2KCl (endapan kuning, larutan kuning tua)
14. BaCl2 + HCl + K2CrO4 →
2KCl + BaCrO4 + 2HCl (kuning tua)
15. CaCO3 + 2HCl + Ba(OH)2 → Ca(OH)2
+ BaCl2 + H2CO3 (putih dan gelembung gas)
16. H2C2O4 + H2SO4
+ KMnO4 → K2C2O + HMnO4 (tidak berwarna)
17. Fe2+ + H2C2O4 +
KMnO4 → (larutan tidak berwarna menjadi coklat tua)
18. 2NaOH + CuSO4 → Cu(OH)2 + Na2SO4
(endapan hijau lumut)
19. NH4OH + CuSO4 → Cu(OH)2 +
(NH4)2SO4 (biru, endapan biru)
20. a. Fe3+ + KSCN → (coklat tua kemerahan)
b. Fe3+
+ KSCN + Na3PO4 →
FePO4 + NaSCN (coklat tua kemerahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar